Sabtu, 05 Februari 2011

ETIKA GURU TERHADAP ATASAN DAN PEGAWAI ADMINISTRASI

ETIKA GURU TERHADAP ATASAN DAN
PEGAWAI ADMINISTRASI

BAB I
PENDAHULUAN

Kepala sekolah sebagai atasan bertanggung jawab untuk mengembangkan bawahannya (guru). Tanggung jawab terbesar untuk mengembangkan tenaga kependidikanlah berada ditangan kepala sekolah, hal ini sangat penting sebab hanya dengan pertumbuhan jabatan tenaga kependidikan maka tujuan daripada lembaga yang dipimpin akan lebih mudah dilealisir.
Oleh sebab tanggung jawab kepala sekolah sangat lah besar terhadap guru semestinyalah seorang guru mempunyai etika yang baik terhadap atasannya yang dapat dikategorikan juga adalah kepala sekolah disamping atasan –atasan yang lain.
Dan selain kepada atasan seorang guru juga tak dapat tidak di dalam lingkungan sekolah sering bergaul dengan para pegawai administrasi. Maka guru sebagai panutan dan cermin bagi lingkungan sekitarnya hendaknya mampu memberikan contoh akhlak yang beik kepada pegawai administrasi, demi untuk menjalin ukhwah kekeluargaaan dan kehangatan dalam memberikan pelayanan sekolah.
Di dalam isi makalah ini, penulis telah menjelaskan berbagai etika yang harus ditampilkan guru dalam hubungan interaksinya dengan kepala sekolah dan pegawai administrasi.







BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kode Etik
Kode etik tenaga kependidikan adalah pedoman sikap tingkah laku dan perbuatan semua tenaga kependidikan yang terlibat dalam bidang pendidikan dalam melaksanakan tugasnya dan dalam pergaulan hidup sehari – hari.

B. Etika Guru Terhadap Atasannya
Kepala Sekolah sebagai atasan guru di dalam sebuah lembaga sekolah, hendaknya guru menjaga etika moral sebagai berikut:
1. Guru Wajib Menghormati Hirarki Jabatan
Yaitu yang pada dasarnya tetap ada starata, tetapi masih tetap menghargai pandangan atau tetap menjalankan demokrasi didalam pertemuan – pertemuan artinya setiap anggota diberi kebebasan untuk mengeluarkan pendapatnya dalam pertemuan atau rapat. Sehingga pada waktu diadakan rapat tidak ada klasifikasi tentang pandangan atau pendapat itu dari siapa.
Dan kode etik jabatan guru pada umumnya:
a. Untuk mencapai tujuan sebagaimana yang termaktub dalam preambule, yaitu berkepribadian, berilmu, serta trampil didalam melaksanakan tugasnya.
b. Guru adalah setiap orang yang bertugas dan berwenang dalam dunia pendidikan dan pengajaran pada lembaga pendidikan formal.
c. Untuk melaksanakan tugasnya, maka prinsip tentang tingkah laku yang diinginkan dan diharapkan oleh setiap guru dalam jabatannya terhadap orang lain dalam semua situasi pendidikan adalah berjiwa pancasila, berilmu pengetahuan serta trampil dalam menyampaikannya, yang dapat dipertanggungjawabkan secara didaktis dan metodis sehingga tujuan pendidikan dapat dicapai.
d. Berdasarkan prinsip – prinsip umum di atas,maka petunjuk – petunjuk yang merupakan tata cara akhlak itu wajib diamalkan oleh setiap guru dalam antar hubungan dengan manusia lain dalam lingkungan jabatannya.

3. Guru wajib menyimpan rahasia jabatan, hal – hal yang dikategorikan dalam rahasia jabatan antara lain: Sesuatu hal yang bertalian dengan dinas, yang telah dibicarkan dengan rapat guru/ rapat panitia ujian, yang harus dirahasiakan, diteruskan kepada siswa – siswa/ orang lain untuk memenuhi keinginan untuk mengetahui, seperti: a. Soal – soal ujian
a. Soal – soal/ problema staf yang sifatnya tak boleh diketahui umum.
b. Keadaan murid – murid terutama yang tak boleh disebarluaskan kepada umum. Dalam pelaksanaan sehari – harinya misalnya seorang guru tidak boleh menyebut terhadap murid lainnya tentang kekurangan – kekurangan yang dialami oleh seorang murid. Guru harus mengayomimuridnya dan harus bertindak bijaksana terhadap setiap anak didiknya.
4. Setiap saran dan kritik kepada atasan harus diberikan melalui prosedur dan forum yang semestinya.
Para karyawan/ guru diberi kebebasan dan karenanya mempunyai tanggung jawab. Organisasi sekolah, program kerja, usaha kesejahteraan ditentukan bersama oleh seluruh kepala sekolah dan para guru sekolah.hal itu semua dibicarakan dalam rapat dewan guru.
5. Jalinan hubungan antara guru dan atasan hendaknya selalu diarahkan untuk meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama.
Dimana usaha kepala sekolah dan guru dalam meningkatkan mutu dan pelayanan sekolah antara lain:
1. Kepala sekolah dan guru berbakti membimbing anak didik seutuhnya untuk membentuk manusia pembangunan yang berpancasila.
2. Kepala sekolah dan guru memiliki kejujuran profesional dalam menerapkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan anak didik masing – masing.
3. Kepala sekolah dan guru mengadakan komunikasi terutama dalam memperoleh informasi tentang anak didik, tetapi menghidarkan diri dari segala bentuk penyalah gunaan.
4. Kepala sekolah dan guru menciptakan suasana kehidupan sekolah dan memelihara hubungan dengan orangtua murid sebaik – baiknya demi kepentingan anak didik.
5. Kepala sekolah dan guru memelihara hubungan baik dengan masyarakat di lingkungan sekolahnya maupun masyarakat yang lebih luas untuk kepentingan pendidikan
6. Kepala sekolah dan guru secara sendiri – sendiri dan atau secara bersama – sama berusaha mengembangkan dan meningkatkan mutunya.
7. Kepala sekolah dan guru melaksanakan segala ketentuan yang merupakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang pendidikan.
8. Kepala sekolah serta guru secara bersama – sama memelihara, membina dan meningkatkan mutu organisasi profesional sebagai sarana pengabdianya.

C. Pengertian Administrasi
Secara marfologis, kata “administrasi” berasal dari bahasa latin yang terbentuk dari kata “ad” dan “ministrare”. Kata “ad” mempunyai pengertian yang sama dengan kata “to” dalam bahasa Inggris yang berarti ke atau kepada. Kata “ministrare” mempunyai makna yang sama dengan istilah “to, canduct, to lead, to guide” atau; mengarahkan, melayani, memimpin dan membimbing. Sedangkan istilah “to administer” itu dalam bahasa Inggris mengandung beberapa pengertian yakni; mengarahkan, mengatur dan memelihara.
Prof. Prajudi Atmosudirdjo membedakan pengertian administrasi menjadi dua macam:
1- Pengertian sempit, administrasi berarti tata usaha (administratie atau office mark).
2- Pengertian luas, administrasi dapat ditinjau dari tiga sudut, yaitu:
a. Dari segi proses, administrasi sebagaimana keseluruhan proses yang dimulai dari proses pemikiran, proses perencanaan, proses pengaturan, proses pengawasan sampai pada proses pencapaian tujuan.
b. Dari segi fungsi, administrasi adalah sebagai totalitas atau keseluruhan aktivitas yang harus dilaksanakan secara sadar oleh seseorang atau sekelompok orang yang berkedudukan sebagai pemimpin suatu usaha (administrator).
c. Dari segi institusi (kelembagaan, keprantaan).

Dari uraian pengertian administrasi tersebut, dapat dipahami secara ringkas bahwa administrasi adalah serangkaian kegiatan atau proses penyelenggaraan suatu kerja guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan / ditentukan.

D. Partisipasi Guru dalam Administrasi Pendidikan
Yang dimaksud dengan partisipasi guru dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran atau dalam administrasi pendidikan adalah ikutsertanya guru dalam keaktifan menyiapkan situasi lingkungan pendidikan guru dinamakan partisipasi administrasi pendidikan.
Dibawah pimpinan demokratis, dari guru dituntut partisipasi yang luas dan besar dalam keaktifan penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Jadi, tidak hanya terbatas pada pengajaran dan penyelenggaraan pendidikan di suatu kelas. Terhadap penyelenggaraan administrasi pendidikan seluruh sekolah ia tidak lagi sebagai perantan saja, melainkan sebagai subjek, pemain atau partisipan. Motivasi partisipasi guru adalah keinsafan, karena ia diajak ikut menetapkan serta membuat program kerja kegiatan mengenai seluruh administrasi pendidikan.
Cara melaksanakan dan hasil kegiatan bergantung kepada besar kecilnya dedication of life-nya. Kemerdekaan kita menugaskan kepada kita sebagai warga negara yang demokratis, untuk lebih banyak berpartisipasi dalam menyelengarakan administrasi pendidikan. Administrasi pendidikan harus juga dilaksanakan secara demokratis.
Banyak usaha pembaharuan telah dijalankan, seperti dalam bentuk dan isi kurikulum, metode-metode mengajar, bimbingan dan konseling, kegiatan-kegiatan ekstra kurikulum dan sebagainya. Namun, hasilnya masih sedikit sekali, bahkan tidak kelihatan sama sekali. Hal ini disebabkan antara lain oleh adanya konservatisme sekolah dan kurang ikutsertanya guru-guru dalam usaha-usaha pembaharuan pendidikan.
Peranan guru dalam administrasi media pendidikan adalah sangat penting diantaranya:
1- Peranan yang terpenting; ia memilih dan mempergunakan alat media pendidikan di sekolah. Guru menjadi faktor utama, karena ia yang paling mengetahui kebutuhan pengajaran anak-anak, kendatipun unsur murid, kepala sekolah dan pengawas sekolah juga memegang peranan penting.
2- Guru harus menyadari pentingnya penyediaan alat media pendidikan secara kontiniu dan pula harus rajin membaca buku tentang media pendidikan. Hal ini penting untuk mempertinggi mutu profesinya dan untuk kelancaran administrasi media pendidikan di sekolahnya.
3- Administrasi yang berhasil sangat bergantung kepada faktor pembiayaan. Fungsi penyusunan anggaran biaya adalah tanggung jawab kepada sekolah, akan tetapi peranan guru dalam hal ini mengajukan kebutuhan alat-alat yang diperlukan dan berapa biaya yang diperlukan itu.

Pola tingkah laku guru yang demokratis yang seyogyanya dimiliki guru adalah:
1- Menghormati kepribadian orang seorang.
2- Memperhatikan hak kebebasan orang lain.
3- Kerja sama dengan orang lain.
4- Menggunakan kecakapan-kecakapan mereka untuk memajukan kesejahteraan umum dan kemajukan sosial.
5- Lebih menghargai penggunaan kecerdasan secara efektif dalam memecahkan masalah-masalah daripada penggunaan kekerasan atau emosi.
6- Menyelidiki, menemukan, menerima kekurangan-kekurangan diri sendiridan berusaha memperbaikinya.
7- Mereka memimpin atau mengikuti sesuai dengan kesanggupan mereka bagi keuntungan kelompok atau bersama.
8- Memikul tanggung jawab terhadap tercapainnya cita-cita dan tujuan-tujuan bersamaa dan mendahulukan kewajiban daripada hak.
9- Mereka memerintah diri sendiri untuk kebaikan bersama.
10- Bersikap toleran.
11- Menghargai musyawarah untuk memperoleh kata sepakat.
12- Senantiasa berusaha untuk mencapai cara hidup demokratis yang paling efektif.
13- Berusaha dengan contoh sendiri untuk membimbing orang-orang lain supaya hidup secara demokratis.
14- Menyesuaikan diri kepada kondisi-kondisi yang selalu berubah dan berkembang kearah perbaikan dan kemajuan.

E. Etika Guru Terhadap Pegawai Administrasi
1- Hubungan antara guru dengan pegawai tata usaha hanya terjalin oleh kedudukan kepala sekolah di dalam sistem kelembagaan sekolah.
2- Setiap guru berkewajiban untuk memelihara semangat karp dan meningkatkan rasa kekeluargaan dengan pegawai tata usaha dan mencegah hal-hal yang dapat mengganggu martabat masing-masing.
3- Guru hendaknya bersifat terbuka dan demokratis dalam hubungannya dengan pegawai tata usaha dan sanggup menempatkan diri sesuai dengan hierarki jabatan.
4- Setiap guru hendaknya bersikap toleran dan dalam menyelesaikan setiap persoalan yang timbul atas dasar musyawarah dan mufakat demi kepentingan bersama.
5- Hubungan antara guru dengan pegawai tata usaha hendaknya merupakan ikatan moral dan bersifat kooperatif edukatif.






BAB III
KESIMPULAN

Dari penjelasan makalah ini penulis dapat menarik beberapa kesimpulan berikut:
1. Etika guru dengan atasannya ada 5 (lima) yaitu :
a. Guru wajib melaksanakan perintah dan kebijaksanaan atasannya.
b. Guru wajib melaksanakan hirarki jabatan.
c. Guru wajib menyimpan rahasia jabatan.
d. Setiap saran dan kritik kepada atasan harus diberikan melalui prosedur dan forum yang semestinya.
Jalinan hubungan antara guru dan atasan hendaknya selalu diarahkan untuk meningkatkan mutu dan pelayanan pendidikan yang menjadi tanggung jawab bersama.
2. +Etika guru terhadap pegawai administrasi antara lain:
a. Hubungan antara guru dengan pegawai tata usaha hanya terjalin oleh kedudukan kepala sekolah di dalam sistem kelembagaan sekolah.
b. Setiap guru berkewajiban untuk memelihara semangat karp dan meningkatkan rasa kekeluargaan dengan pegawai tata usaha dan mencegah hal-hal yang dapat mengganggu martabat masing-masing.
c. Guru hendaknya bersifat terbuka dan demokratis dalam hubungannya dengan pegawai tata usaha dan sanggup menempatkan diri sesuai dengan hierarki jabatan.
d. Setiap guru hendaknya bersikap toleran dan dalam menyelesaikan setiap persoalan yang timbul atas dasar musyawarah dan mufakat demi kepentingan bersama.
e. Hubungan antara guru dengan pegawai tata usaha hendaknya merupakan ikatan moral dan bersifat kooperatif edukatif.

DAFTAR PUSTAKA

Burhanuddin. Administrasi Manajemen dan Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 1994.
Hamanik, Oemar. Media Pendidikan, Bandung: Citra Adiya, 1994.
Matseri, Etika Perguruan, http://matseri.blogspot.com/Pdf, 2008.
Nurdin, Safruddin. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Purwanto, Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002.
Raham, Ahmad & Abu Ahmadi. Administrasi Pendidikan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
Rohani Ahmad, Abu ahmadi. Pedoman penyelenggaraan Administrasi Pendidikan sekolah. Jakarta Bumi aksara 1991.
Ruslan, Rosady. Etika Kehumasan; Konsepsi & Aplikasi, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2001.
Soetopo Hendiyat, Wasty Soemanto. Kepemimpinan dan Supervisi pendidikan. Jakarta, Bina Aksara, 1988.

NOUNS, PRONOUNS AND ARTICLE

NOUNS

Nouns : Kata benda yang maksudnya suatu kata yang dipergunakan untuk memberikan nama suatu benda. Pembagian kata benda ada 4 macam yaitu :
1. Common Nouns
2. Proper Nouns
3. Coile ctive
4. Abstrak Nouns
Selain itu kata benda itu, ada yang countable dan ada yang uncountable nouns.
 Countable nouns diartikan dengan kata benda yang dapat dihitung.
 uncountable nouns diartikan dengan kata benda yang tidak dapat dihitung.
1. Contoh Countable nouns :
Pen : pulpen Diktionary : kamus
Cat : kucing House : rumah
Car : mobil Umbrella : payung
Duster : penghapus elephant : gajah
Chair : kursi blackboard : papan tulis
Door : pintu
Table : meja

2. Contoh Uncontable Nouns :
Air : udara ink : tinta
Salt : garam coffee : kopi
Butter : mentega rice : nasi
Sand : pasir oil : minyak
Money : uang ice : es
Sugar : gula milk : susu

Countable nouns / kata benda yang dapat dihitung itu bisa ditambahkan huruf e / es.
Exsample : book : books
Egg : eggs
Door : doors

Dan kata benda yang dapat dihitung selain menyebutkan jumlah, bisa juga dengan menggunakan some, many, a lot of. Yang artinya beberapa, sedangkan kata benda yang tidak dapat dihitung itu tidak pernah ditambah hurup e / es maupun kata benda tersebut menunjukkan bahwa jumlah itu banyak.
Ada juga yang disebut dengan kata benda tunggal ( singuler nouns ) dan biasanya kata itu didahului dengan kata sandang yaitu a atau an.
Exsample : a seful book
a hones girl
an umbrella
Plural Nouns yaitu kata benda yang terbentuk jamak, bisa saja dengan menambah e / es. Dan cara meembentuk benda jamak itu dari ben tuk tunggal ada yang dengan beraturan dan ada yang tidaka beraturan.
Bentuk yang beraturan yaitu dengan menambah s pada akhir kata benda tunggal.
Exsample : School - schools
Dog – dogs maka dalam contoh tersebut sudah jelas
Bird - birds nampak mana yang singuler dan yang
plural.
Sedangkan kata benda yang ditinjau dari jenis kelaminnya ada 4 macam :
 Masculine gender
 Feminine gender
 Common gender
 Neuber gender
 Masculine gender yaitu jenis kelamin laki-laki
Exsample : Brother – uncle : Paman : kata benda dari jenis Duke - cock laki – laki dapat diubah
Horse - boy menjad jenis perempuan
Dengan menambahkan s/es pada akhir kata benda
 Feminine gender yaitu jenis kelamin perempuan
Exsample : sister - aunt
Girl - daugther
Horse - wife

 Common gender yaitu jenis kelamin umum
Exsample : parent - cousin
Child - authur
Painter - artist

 Neuter Gender yaitu jenis kelamin netral
Exsample : Gold - Car
Tin - Batter
Breat



ARTICLES

Article adalah kata –kata yang letaknya dimuka kata benda dan berfungsi sebagai penentu atau sebagai pembatas kata benda dalam satu kalimat.
Kata sandang (article) ini ada dua yaitu :
a. Indefinite Article ( kata sandang tak tentu ) yaitu a dan an biasanya kata sandang ini letaknya didepan kata benda yang dapat dihitung, yang dimulai dengan huruf konsonan atau huruf vocal yang mempunyai bunyi konsonan
Exsample : a car - a table - a usefulman - a european
Sedangkan kata sandang an terletak sesudah kata benda yang dimulai dengan vocal atau didepan konsonan ada h yang tidak dibunyikan sehingga terdengar bunyi vocal.
Exsample : an elepant
an umbrella
an honest woman
an hour

b. Defenite Article yaitu kata sandang tertentu, yaitu the kata sandang the ini dipergunakan jika kata sandang sudah pernah disebutkan sebelumnya.

Example : I met a man two days ago, the man maslahalis hus band
- jika kata bendanya diikuti oleh frase yang menjelaskannya.

Example : The book on the table is thick
- jika kata bendanya diikuti oleh klausa yang menjelaskannya

Example : Look at the girl who is sitting in from on the her house
- jika kata bendanya bersifat khsusus yang berada disuatu tempat yang sudah diketahui.

Example : Sutopo sen for the doctor.




PRONOUNS

Pronoun adalah kata ganti benda, maksudnya suatu kata yang dipergunakan untuk menggantikan kata benda agar tidak terjadi menyebut nama benda tersebut berulang ulang kali dalam satu kalimat.
Pembagian pronoun :

1. Personal pronoun 5. Reflexive pronoun
2. Demonstrative pronoun 6. Reciprocal pronoun
3. Relative pronoun 7. Indefinitve pronoun
4. Interrogative pronoun
1. Personal Pronoun, kata ganti yang dipergunakan untuk menggantikan diri dari benda ( manusia ), binatang, dan benda mati. Personal pronoun dapat dikelompokkan menjadi tiga :
 Sipembicara : orangpertama dan personal pronoun dipergunakan sebagai
 Lawan bicara : orang kedua subjek, objek, dan possesive ( milik )
 Yang dibicarakan : orang ketiga

2. Demonstrative Pronouns / kata ganti perunjuk yang dipergunakan uuntk menggantikan kata benda atau kalimat yang sudah diucapkan terlebih dahulu diucapkan kembali.
Demonstrative Pronouns terdiri dari :
- That - such
- this - one
- these - ones
- those - former
- some - latter
Demonstrative Pronouns (that) dipergungkan untuk menggantikan satu kata benda atau kalimat yang sudah diucapkan terdahulu dan diucapkan lagi.
Example : The book I have is better than yours
3. Relative Pronoun / kata ganti penghubung dipergunakan untuk menghubungkan dua kalimat menjadi satu kalimat yang panjang.
Relative Pronoun ada 6 :
- Relative pronoun who
- Relative pronoun whom
- Relative pronoun which
- Relative pronoun whose
- Relative pronoun what
- Relative pronoun that
4. Interrogative Pronoun, suatu kata yang dipergunakan untuk mengganti kata tanya.
Interrogative Pronoun ada 5 :
- who : siapa
- whom : siapa
- what : siapa
- whose : kepunyaan siapa
- which : yang mana
 Interrogative Pronoun who : dipergunakan untuk manusia sebagai pokok
( subjek )
 Interrogative Pronoun whom : dipergunakan untuk manusia sebagai penderita (objek)
 Interrogative Pronoun what : dipergunakan untuk binatang dan benda mati sebagai pokok (subjek ), dan penderita (objek).
 Interrogative Pronoun whose : dipergunakan untuk manusia, binatang, tumbuhan, dan benda mati sebagai kepunyaan
 Interrogative Pronoun which : dipergunakan untuk manusia dan binatang sebagai memilih.

syarat-syaratnya :
1. whom harus diiringi oleh kata benda pokok
2. whom harus diiringi oleh kata kerja do dan does
3. kata kerja bantu lainnya tidak takluk pada whom tetapi takluk pada pokok yang datang sesudah kata kerja bantu.
4. apabila kalimat yang memakai whom tersebut janggal untuk di terjemahkan maka kalimat tersebut boleh dipasifkan.
Example : whom does Ali meet in the hospital ?
 Possesive Adjective : kata ganti kepunyaan, ialah
- my
- your example :
- his That is my book on the table
- her
- its
- our
- their




 Possesive Pronoun, kata ganti benda ialah
- mine
- yours example :
- his That is book of mine onm the table
- her
- its
- ours
- theirs
4. Reflexive And Emphatic / kata ganti diri / suatu kata benda yang di kata benda ini harus menjadi objek dari transitive verb atau kata perangkai (preposision).

Reflexive And Emphatic
Sigular Plural
my self our selves
your self them selves
him self them selves
has self them selves
its self them selves
example : I has hurt my self last night
They fond them selves in the wrong

Emphatic : suatu kata yang digunakan untuk menunjukkan kata benda atas dirinya sendiri. Kata bendain harus menjadi penguat kata pengertian kata bendanya sendiri menjadi penderita (objek).
Example : I my self when to your house last night.

5. Reciprocal Pronoun, kata yang dipergunakan untuk kata ganti membalik Reciprocal Pronoun ada dua bagian :
 Eachother : suatu kata yang dipergunakan untuk dua orang
 One another : suatu kata yang dipergunakan untuk lebih dua orang
Example :
Fika and Elsy are telling eact another. ( fika dan Elsy saling bercerita)
They run way one another. (mereka berlarian satu sama lain)
6. Indefinite Pronoun, kata yang digunakan untuk pengganti kata benda, Indefinite pronoun dibagi pada tiga yaitu :
- it : itu
- one : itu
- those who : barang siapa
Example : will be aesier to be done : itu akan lebih mudah dikerjar.

DUANTIES ( JUMLAH )

1. Litle : sedikit - afew : sedikit
2. A Little - few

 Little / a little untuk kata benda yang dapat dihitung. / untuk kalimat (-) negatif
Example : A little sugar. Adanya a menunjukkan sedikit yang tidak dapat dihitung little sugar.
 Few / a few untuk kata benda yang dapat dihitung. / untuk kalimat (+) positif
Example : - A few table
- Few table

3. Some, any ( beberapa ). Some – untuk contable / untuk (+), dan (?)
Any - untuk uncontable / untuk (+) dan (?)
Example : Some : some table : I have some sugar (+)
Do you have some sugar ?
Any : any sugar : I dont have any sugar (-)
Do you have any sugar ?

4. Many : untuk countable
Much : untuk countable diartikan dengan banyak
A lot of : untuk countable dan uncontable

Example :
 Many : many books - many pens - many chairs - many lamps
many bags - many duster - many dictionares - many roms

 Much : much water - much ink - much chease - much sugar
much air - much salt - much sand - much coffee

 A lot of : a lot of books
a lot of bags
a lot of tables
a lot of salt
a lot of sugar
a lot of ink

AUXILIARY VERB (KATA KERJA BANTU)

BABI
PEMBAHASAN
AUXILIARY VERB (KATA KERJA BANTU)

Auxiliary verb adalah bagian dari kata kerja (verb) jumalah Auxiliary verb ada 14, namun yang dibahas dalam makalah kami ini ada 7 yaitu:
1. Ame
2. Are
3. Is
4. Do
5. Does
6. Have
7. Has
A. To be (Am, Are, Is) mempunyai arti: ada, adalah, kadang-kadang dan sering tidak diartikan.
To be digunakan sebagai penghubung dan berfungsi sebagai prediket. Prediket suatu kalimat terdiri dari:
1. kata sifat ( adjective)
2. kata benda (noun)
3. kata keterangan (adverb)
To be dapat berubah-ubah sesuai dengan subject.
Example:
1. I am a teacher.
2. We are in the class.
3. You are happy.
4. She is student.
5. He is handsome.
6. It is a bag.
Setelah kalimat diatas dipahami, kalimat diatas masih dapat digunakan bentuk-bentuk kalimat lain. Sebelum itu terlebih diketahui macam-macam bentuk kalimat:
1. Affirmative sentense
Kalimat berita dengan tanda (+)
2. Negative sentense
Kalimat menidakkan / menyangkal dengan tanda (-)
3. Introgative sentense
Kalimat tanya (?)
4. Negative introgative
Kalimat tanya menidakkan (-?)
5. Imperative sentense
Kalimat suruh / peritah, tandanya (!)
Untuk lebih memahami penjelasan yang 5 diatas, mari kita lihat conto sebagai berikut:
1. Affirmative sentense. Ex He is hansome (+)
2. Negative sentense. Ex He is not hansome (-)
3. Introgative sentense. Ex Is he hansome (?)
4. Negative introgative. Ex Is not hansome (?!)

B. Do/Does
Do/Does dapat berfungsi sebagai:
 Do/Does sebagai verb (kata kerja)
 Do/Does sebagai Auxiliary verb (kata kerja bantu)



1. Do/Does sebagai verb (kata kerja) mempunyai arti “mengerjakan”.
Do digunakan untuk sabjec, we, you, they, dan does digunakan untuk subjec, she, he, it.
Example:
1. I do my home work avery day.
2. I and susi do our lesson together.
3. You do it now.
4. He and his father do something for ther family.
5. Yani does english lesson at home.
6. Zaki does eveerything at home.
7. the mouse does the cage in the drain.

2. Do/Does sebagai auxiliary verb (kata kerja bantu)
Mempunyai arti: dapat/sanggup dan mempunyai fungsi atau kegunaan untuk membantu pembuatab kalimat apabila didalam kalimat tersebut tidak terdapat salahstu dari kata kerja bantu (auxiliary verb) yang lain.
Adapun bentuk kalimatnya, yaitu:
 Negative sentense (kalimat menyangkal)
 Introgative sentense (kalimat bertanya)
 Negative introgative sentense (kalimat bertanya menyangkal).
Example Do:
a. (+) : I go to school
(-) : I don’n go to school
(?) : Do i go to school
b. (+) : You take my book
(-) : You do not take my book
(?) : Do you take my book
Example Does:
(+) : She cats the flower
(-) : She does not cats the flower
(?) : Does she cats the flower

3. Have/Has.
Have/has mempunyai dua fungsi yaitu:
1. Sebagai kata kerja penuh (verb)
2. sebagai kata kerja bantu (auxiliary verb)
a) Have/has sebagai kata kerja penuh (verb) berarti “mempunyai”
Rumus: S + have/has + Complement

Petern:
S Have/Has Complement
I
You
We
They
She
He
It have
have
have
have
has
has
has a new dictionary
grand lather in
a good english teacher
many friends
a cycle
many books
a long tail

b) Have/has sebagai kata kerja bantu (auxiliary verb) yang mempunyai arti: “Telah/sudah” yang digunakan pada tenses “pressen perfect tense, pressen perfect continious tense” dan lain-lain.

Rumus:
A. S + have/has + been + o

Petern:
Subject Have/has Been Complement
I
I and you
You
He and she
Santoso
Nurinsani
The dog Have
Have
Have
Have
Has
Has
Has Been
Been
Been
Been
Been
Been
Been In Jakarta before
Here just now
In there just now
In the class just now
In Bandung before
In Madura just now
In the yard just now
B. S + have/has + verb III + O


Patern:
Subjec Have/has verbIII complement
I
We
You
He
She
They
It Have
Have
Have
Have
Has
Has
Has Gone
Studied
Bought
Come
Cooked
Eaten
played Solo yesterday
Mathematic laut night
A new bag last week
To my house last month
The cake yesterday
The food just now
Foot ball yesterday

Adapun contohnya dalam kalimat yaitu:
a. (+) : Susi has been here just now
( susi telah berada disini tadi)
(-) : Susi has not been here just now
( susi tidak berada disini tadi)
(?) : Has susi been here just now?
( apakah susi telah berada disini tadi?)
b. (+) : He have gone to school just now
( dia telah pergi ke sekolah tadi)
(-) : He have not gone to school just now
( dia tidak pergi ke sekolah tadi)
(?) : Have he gone to school just now?
( bukankah dia telah pergi ke sekolah tadi)

DAFTAR ISI

Bab I
Pembahasan 1.
A. To be (Am, Are, Is) 1.
B. Do/Does 2.
1. Do/Does sebagai verb (kata kerja) 3.
2. Do/Does sebagai auxiliary verb (kata kerja bantu) 3.
C. Have/Has...................................................................................... 4.
1. Have/has sebagai kata kerja penuh (verb)............................... 4.
2. Have/has sebagai kata kerja bantu (auxiliary verb)................. 4.
DAFTAR ISI.............................................................................................. i

ASAL USUL BAHASA

ASAL USUL BAHASA

Bahasa menurut teori Yo-He-Ho adalah berasal dari bunyi yang dihasilkan oleh sekumpulan manusia ketika berkerja sama melakukan sesuatu. Bunyi wujud dengan tidak sengaja akibat penggunaan tenaga dan hembusan udara, seperti mengangkat rumah, pokok, batu, ucapan tertentu. Wujud karena gerakan otot dan pita suara bergetar lalu terciptalah ucapan khusus. Bunyi itu bekembang dan akhirnya menjadi kata yang bermakna, seperti bunyi hourse, left, angkat. Konsep bunyi yang dikemukakan dalam teori ini dapat menerangkan kejadian vokal dan konsonan dalam ujaran. Bahasa pertama lahir akibat dari kegitan sosial dan tujuan utamanya untuk berkomunikasi antara manusia dalam budaya tertentu.
Ditinjau dari segi sejarah F.de Saussure (terjemahan Wade Bastian, 1974:1) mengatakan bahwa sejarah bahasa dapat dibagi atas tiga tahap perkembangan yakni:
a. Tahap Grama. Studi ini diusahakan oleh orang-orang Grika yang kemudian dilanjutkan oleh ahli-ahli Prancis. Tahap ini lebih banyak memberikan aturan dalam bahasa, mana yang benar/salah, normatif dan terbatas.
b. Tahap Filogi. Diusahakan oleh orang-orang Alexandria misalnya Frienrich August Wolf bahasa bukan objek.
c. Tahapan perbandingan atau yang biasa disebut comparative philogi. Pada tahap ini para ahli memperbandingkan bahasa yang satu dengan bahasa yang lain. Misalnya Franz Bopp dalam buku Uberdas Conjugation System der Sanskrit Spraehe memperbandingkan bahasa sanskrit, Jerman, Grika dan lain-lain.
Agar kita mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang perkembangan terjadinya bahasa ada beberapa priode yang dikemukakan Syaf Sulaiman (1973).

1. Priode Permulaan
Priode ini awal dicirikan oleh faktor logika yang menjadi tumpuhan analisis. Priode ini dibagi atas :
a) Masa India\
Di India piagam-piagam Asoka dianggab dokumen tertulis yang tertua. Meskipun di India tulis-menulis telah dikenal, tetapi cara belajar yang disampaikan secara lisan masih berlanjut sampai awal abad ke 19.
Abjad yang digunakan ialah abjad brahm yaitu menurut Buchler telah ada sejak abad ke-5 SM. Abjad ini menurut dugaan diciptakan oleh kaum Brahmana yang cerdik dan terdiri dari 46 huruf yang kemudian oleh Panini diambil sebagai dasar untuk memahami tata bahasanya.
b) Masa Yunani
Orang Yunani mempersoalkan mengapa terjadi peristiwa-peristiwa tersebutl. Hal itu tidaklah mengherankan karena mereka yang bergerak dalam bahasa pada waktu itu adalah filosof, maka pandangan mereka terhadap bahasa tentu bertitik tolak dari filsafat.
Plato yang terkenal dengan percakapan yang berjudul Kratylos atau Cratylus mempersoalkan hubungan antara lambang dan acuhannya. Socrates (460-399 SM) berpendapat bahwa lambang harus sesuai dengan acuhan. Aristoteles (348-322 SM) berpendapat hubungan antara lambang dan acuhan adalah bersifat konvesional (permufakatan masyarakat pemakai bahasa).
Di atas telah dikatakan bahwa pandangan mereka tentang bahasa dilihat dari segi filsafat. Merekapun telah mempersoalkan kelas kata. Plato membaginya atas onoma (nomen) dan rhema (verbum). Oleh Aristoteles pembagian ini dijadikan tiga yakni onama, rhema dan syndesmoi.
Oleh kaum Stoa yang berkembang pada awal ke-4 SM, kelas-kelas kata di atas diperluas menjadi empat, nomen, verbum, syndesmoi, dan arthron (kata sandang).
c) Masa Romawi
Tokoh Romawi yang secara hati-hati membahas bidang lingustik bahasa latin ialah Varro (116-27 SM). Varro mengarang sebuah buku yang berjudul De Lingua Latina yang terdiri dari 25 jilid. Selain Varro masih ada ahli bahasa yang hidup pada waktu itu yang dapat diminta keterangannya ialah Priscia yang kemudian dikenal sebagai peletak dasar tata bahasa.
d) Masa Pertengahan
Pada masa pertengahan itu, perhatian lebih banyak ditunjukan kepada bahasa Romawi meskipun kerajaan Romawi telah lenyap. Tujuan ahli tata bahasa pada waktu itu ialah mencari persesuaian antara peristiwa-peristiwa bahasa dan prinsip teori yang telah disusun terlebih dahulu.
Pada masa pertengahan ini ada dua hal yang perlu dikemukakan sehubungan dengan perkembangan linguistik. Kedua hal itu ialah munculnya kaum modistate dan tata bahasa spekulatif.
e) Masa Renaissance
Kata renaissance berhubungan dengan kata renaiture yang bermakna lahir kembali. Renaissance adalah awal masa kehidupan kembali usaha mempelajari zaman kuno (Yunani dan Romawi) baik mengenai kesenian, filsafat, sastra yang lahir pada awal abad ke-16 dan 17. Berbicara tentang renaissance ada dua hal uang merupakan kebanggaan yakni:
1) Tuntunan terhadap manusia untuk menjadi homo trilinguis (menguasai bahasa yunani, Latin dan Ibrani).
2) Bahasa-bahasa di luar Eropa mendapat perhatian dan di perbandingkan dengan kata lain timbul hasrat untuk mempelajari bahasa daerah bahkan kitab Injil yang ditulis dalam bahasa Yunani dan Ibrani diterjemahkan ke dalam bahasa daerah. Ini membawa konsekuensi kepada pemikiran masalah kekeluargaan bahasa. Sarjana yang terkenal memikirkan kekeluargaan bahasa pada waktu itu ialah Josephus Justru Soaliger (1540-1609) berpendapat bahwa di Eropa terdapat bahasa induk diantaranya yang besar yakni, Yunani, Jerman, Romawi, dan Slavia.

2. Priode Perkembangan
Pada priode perkembangan bahasa harus diselidiki sebagai bahasa, jadi nilai ada pemikiran untuk menjadikan linguistik sebagai ilmu yang otonom. Bahasa dipelajari sebagai objek dan sebagai alat.
a) Abad Ke-18
Abad ke-18 biala age of realon atau age of English tenment, dimana pikiran sangat didewa-dewakan. Segala sesuatu dilihat dari segi akal, rasio, bahkan abad ke-18 dianggab sebagai abad kemenangan akal terhadap kepercayaan
b) Abad Ke-19
Abad ke-19 dianggab sebagai abad mulainya majunya lingustik, terutama mengenai lingustik history komprative. Meskipun perhatian orang hanya tertuju pada bahasa-bahasa tertulis orang sudah mempersoalkan asal-usul bahasa.
Untuk mengetahui garis pekembangan linguistik pada abad ke-19 kita akan berbicara melewati tokoh-tokohnya, sarjana-sarjana dunia lingustik.


1) EB. Condillac (=candillac)
Pada tahun 1746 menmenyiarkan karangan yang berjudul Essai Sur’ul Originale des Connoisances Humanies yang memperdebatkan bahasa. Dia berpendapat bahwa bahasa asal mula bahasa berpangkat pada bunyi-bunyi alamiah berupa teriakan karena emosi yang kuat. Teriakan ini dihubungkan dengan perasaan sederhana yang menyertainya yang kemudian menjadi bunyi bermakna karena selalu diulang. Oleh karena terlalu banyak hal yang ingin dinyatakan pembicara, maka bunyi itupun makin banyak jumlahnya.
2) John Gotfried Herder (1744-1804)
Mengemukakan teori baru tentang asal mula bahasa, herder menyatakan bahwa bahasa tak mungkin berasal dari tuhan karena bahasa terlalu buruk dan tidak sesuai dengan logika. Baginya bahasa merupakan suatu dorongan yang berakar dari kesadaran dan kecerdasan manusia. Karena kecerdasan dan kesadaran itulah maka manusia dapat meniru dan berbagai bunyi untuk menyertai kesan, gerak dan emosi. Bahasa manusia berupa nyanyian, jadi terdiri segala bunyi yang langsung atau tidak langsung dari bunyi yang ada disekitarnya.
3) Kaum 80an dan Sesudahnya
Empat puluh tahun setelah “Kaum 80an” (lingustik 1870-1888) aliran baru yang menamakan dirinya kaum Neogrammatici (Yunggrammatiker/aliran Leipzig) sebagai hasil polemik antara Karl Brugmam dengan Catius. Tokoh yang Yunggrammatiker adalah K. Brugmam (1849-1919), H. Osthoff, H. Leskien, Deibruek, Herman, Paul dan Wilhelm Scheren.
Pada waktu itu para sarjana tidak memperhatikan lagi persoalan asal mula bahasa, bahkan asal mula akhiran. Perhatian ditujukan kepada persoalan tata bahasa tiap bahasa yang mereka kenal.
3. Periode Pembaharuan
a. F. De Saurre (lingustik dari Geneva Swiss ini)
Lebih terkenal karena hukumnya “Cours de Lingustique General (1916)” (Inggris = Course in general lingustics) yang merupkan rangkaian kuliahnya antara tahun 1906-1911. Berdasakan konsep-konsepnya, F. de Saussuro sering terjadi disebut sebagai Bapak Linguistik Modren.(Maafried Brierwisch: 1971: 15 : Wado Baskin: 1974: XI).
Konsep Tingkatan diachrroniku (tingkah diagronis) dan lingustik, synehronqu (linguistik singkronie). Kata diakroni (Yunani : dia = melalui khronos = waktu, masa) linguistics diakronis ialah sub disiplin linguistik yang menyelidiki perkembangan suatu bahasa dari masa ke masa. Sedangkan linguistik singkronis mempelajari bahasa tanpa mempersoalkan urutan waktu.
b. Konsep la Langue, la Parole, le Langage
F. de Saussure membagi data linguistik atas tiga kategori yakni langue (Inggris: language), parole (Inggris : Speech) dan langage (Inggris: linguistic disposition).
Langage berarti bahasa pada umumnya, langue berarti ucapan tertentu, misalnya dalam bahasa Indonesia, Belanda, Gorontalo dan sebagainya. Kata Inggris language dan langue dalam bahasa Prancis. Sedangkan kata parole berarti logat, ucapan, tuturan. Dalam linguistik, parole merupakan objek kongkrit linguistik, langue merupakan objek yang lebih abstrak, sedangkan langage merupakan objek yang paling abstrak.
c. L. Bloomfield
Kalau F. De Saussure melihat bahasa yang sebagai bahasa yang kemudian melahirkan istilah-istilah langue, langage, patole, maka Bloomfield melihat bahwa apa yang kita ucapkan pasti mempunyai struktur, misalnya kalau kita berkata rumah, maka strukturnya adalah R-U-M-A-H dan bukan M-A-R-U-H atau H-A-M-U-R.

d. Noam Chomsky
Dalam bukunya yang kedua, Chomsky menyatakan bahwa tata bahasa terdiri dari tiga komponen, yakni komponen sintaksis, semantik dan fonologi. Tujuan penelitian bahasa yakni penyusunan tata bahasa objek. Bagi Chomsky (1960) tata bahasa merupakan sistem kaidah yang menghubungkan bunyi dan arti.


4. Referensi
1. http//:mudjiarrahardjo.com/artikel/160asal-usulbahasa-sebuahtinjauan filsafat-1.html.
2. Mansoer Pateda. Lingustik (Sebuah Pengantar), Bandung: Angkola, 1988
3. Samsuri. Analisa Bahasa, Jakarta: Erlangga, 1994.

ADVERB CLAUSE

ADVERB CLAUSE



A. Pendahuluan
Bila kita berbicara tentang Grammar suatu bahasa maka yang terpikir dalam benak kita adalah bagaimana menyusun kata-kata yang terdapat dalam bahasa itu menjadi satu rangkaian yang bermakna, yaitu bisa di pahami baik oleh penutur maupun yang mendengar. Oleh sebab itu belajar grammar dalam bahasa inggris adalah mempelajari bagaimana mengunakan kata tersebut dalam pola kalimat yang baku dalam bahasa inggris.
Adverb Clause adalah salah satu tata bahasa dalam bahasa inggris, yang mana sangat penting untuk menjadikan suatu kalimat yang baku dalam bahasa inggris,oleh sebab itu kami disini sebagai penyaji makalah akan mencoba membahas tentang Adverb Clause. Adapun subsub judul dari pembahasan kami terdiri dari :
1. Pengertian Adverb Clause
2. Adverb Clause of Time
3. Adverb Clause of Place
4. Adverb Clause of Manner
5. Adverb Clause of Comparison

B. Pembahasan

1. Pengertian Adverb clause
Adverb Clause adalah anak kalimat yang berfungsi menerangkan kata kerja (Verb).



Dalam buku Accurate, Brief, and Clear English grammar di jelaskan bahwa Adverb adalah kata keterangan atau kata tambahan yang di pakai untuk menerangkan kata kerja.
Adapun pembagian dari Adverb Clause ( Kind of Adverb Clause ) yaitu terdiri dari :

a. Adverb Clause of Time
Adalah anak kalimat yang menerangkan waktu dengan menggunakan conjunction ( kata penghubung ) yang terdiri dari :
 When = I come to your house when she wants to go out
( Saya dating kerumah kamu sewaktu dia akan pulang )
I can see you when I finish my work
( Saya bisa melihat kamu sewaktu saya menyelesaikan pekerjaan saya )
 Since = I live here since I enter to STAIN
( Saya tinggal disini sejak saya masuk STAIN )
The thief could not run away since the police had shot his leg.
( Pencuri itu tidak dapat melarikan diri karena polisi menembak kakinya ).
They have moved house twice since they got married on.
( Mereka telah dua kali pindah rumah sejak mereka sudah menikah )
 After = I go to school after I have my breakfast
( Saya pergi ke sekolah setelah saya menyelesaikan makan pagi saya. )

You may sit down after the song items are over
( Kamu boleh duduk sesudah lagu selesai )
 Before = They will leave before you get here
( Mereka akan pergi sebelum kamu sampai di sini )
We saw him before he left this town
( Kami melihat dia sebelum dia meninggalkan desa ini )
 Until = I will not leave this room until you tell me the truth.
( Saya tidak akan meninggalkan ruangan ini hingga kamu menceritakan yang sebenarnya )
You will not come here until I give you something
( Kamu tidak akan dating kesini hingga saya memberi kamu sesuatu )
 While = She was reading a book while the dinner was cooking.
( Dia sedang membaca buku ketika makan malam sedang dimasak )
While the baby was sleeping, the mother was preparing its food.
( ketika bayi itu tidur, ibunya menyiapkan makanannya )

b. Adverb Clause of place
Adalah menerangkan tempat dengan menggunakan conjunction yang terdiri dari :
 Where = I don’t know where my friend now
( saya tidak tau dimana teman saya sekarang )



We don’t know where her husband worked
( Kami tidak tahu dimana suaminya bekerja )
 Wherever = I always remember you wherever I stay.
( saya selalu ingat kamu dimanapun saya berada )
She always smile day wherever she stay
( Dia selalu tersenyum dimanapun dia berada )

c. Adverb Clause of Manner
Adalah menerangkan dengan cara menggunakan conjunction ( kata penghubung yang terdiri dari :
 As = Rani sings as Rosa done.
( Rani menyanyi sebagaimana yang di lakukan Rosa )
Budi frogs as frogs done
( Budi bersuara sebagaimana yang kodok bersuara )
 As if = Dani laughs as if he is a joker
( Dani tertawa seolah-olah dia pelawak )
Tini speaks as if she is a speaker
( Tini berbicara solah-olah dia pembicara )

d. Adverb Clause of Comparison
Adalah menerangkan perbandingan dengan menggunakan conjunction ( kata penghubung )yang terdiri dari :
 As, as = She works as hard as her sister works
( Dia bekerja
Buying a new sometimes as cheap as repairing the old one
( membeli sesuatu yang baru



 Than = Rudi works harder than Budi works.
( Rudi bekerja lebih rajin dari pada Budi )
She is much taller than she was before
( Dia lebih dari pada sebelumnya )
Susi more beautiful than Noni
( Susi lebih cantik dari pada Noni )

D. Penutup
Demikianlah makalah ini kami susun dan dri sini dapat di ambil kesimpulan yang terdiri dari :
• Adverb Clause adalah anak kalimat yang berfungsi menerangkan kat kerja ( Verb )
• Jenis- jenis Adverb Clause ( kind of Adverb clause ) yang ada pada pembahasan kami kali ini terdiri dari :
a. Adverb Clause of Time ( Waktu )
b. Adverb Clause of place ( Tempat )
c. Adverb Clause of Manner
d. Adverb Clause of Comparison
Semoga dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan kita semua dan dapat menjadikan kita lebimengerti tentang tata bahasa inggris khususnya mengenai Adverb Clause.

ADJECTIVE

BAB I
PENDAHULUAN
Adjective adalah kata yang digunakan untuk membatasi pemakaian kata benda dengan dengan memberikan sifat dari kata benda tersebut.
Adjective dalam sebuah kalimat dapat digunakan sebagai atributive Adjective dan predicative Adjective.
Adjective dalam tata bahasa inggris dapat di bedakan menjadi beberapa kelompok yaitu:DISTRIBUTIVE ADJECTIVE (KATA SIFAT IDSTRIBUTIF), NUMERAL ADJECTIVE (KATA SIFST BILANGAN), QUATITATIVE ADJECTIVE ( KATA SIFAT), KUANTITATIF DEMONSTRATIVE ADJECTIVE (KATA SIFAT PENUNJUK), INTRO GATIVE ADJECTIVE (KATA SIFAT PENANYA), POSSESIVE ADJECTIVE (KATA SIFAT MILIK), DESCRIPTIVE ADJECTIVE (KATA SIFAT DISKRIPTIF)

BAB II
PEMBAHASAN
ADJECTIVE (KATA SIFAT)

Adjective adalah kata yang digunakan untuk membatasi pemakaian kata benda dengan dengan memberikan sifat dari kata benda tersebut.
Contoh:
Bad boy (anak laki-laki yang jelek)
Kata bad(jelek) adalah Adjective(kata sifat), karena ia membatasi pemakaian kata benda boy(anak laki-laki). Yaitu anak laki-laki jelek, bukan anak laki-laki yang lain.
Adjective dalam sebuah kalimat dapat digunakan sebagai:
1. atributive Adjective
Atribute Adjective adalah kata sifat yang menerangkan kata benda secara langsung.
Yang perlu di ingat, dalam bahasa Ingris Adjective terletak sebelum Noun (kata benda)
Contoh:
1. big building (bangunan besar)
2. diligent boy (anak laki-laki yang rajin)
2. predicative Adjective
predicate Adjective adalah kata sifat yang menerangkan kata benda secara tidak langsung, pada umum nya terletak setelah to be.
Contoh:
Jimmy is rich (jimmy kaya)
Kata sifat “rich” (kaya) menerangkan poreper noun”jimmy”
Mother is happy (ibu gembira)
That student is clever (siswa itu pandai)
Adjective dalam tata bahasa inggris dapat di bedakan menjadi beberapa kelompok, yaitu:

A. DESCRIPTIVE ADJECTIVE (KATA SIFAT DISKRIPTIF)
Descriptive Adjective adalah kata sifat yang melukiskan sifat dan keadaan seseorang, binatang, tumbuhan atau benda.
Beberapa kata yang termasuk dalam Diskriptive Adjective:
Big (besar) lazy (malas)
Laong (panjang) good (baik)
Blue (biru) fed (merah)
Dan lain-lain

B. NUMERAL ADJECTIVE (KATA SIFST BILANGAN)
Numeral Adjective adalah kata sifst yang menerangkan bilangan atau angka .
Bilangan atau angka dalam Numeral Adjective terdiri atas
1. cardinal number (Bilangan Biasa)
cardinal number adalah bilangan-bailangan yang dikenal dengan nama “bilangan cacah” yaitu angka bulat mulai dari nol sampai bilangan yang terhingga
0 zero 7 seven
1 one 8 eight
2 two 9 nine
3 three 10 ten
4 for 11 eleven
5 five 12 twelve
6 six 13 thirteen
Dan seterusnya
2. Ordinal Number (bilangan Bertingkat)
Angaka-angka yang termasuk dalam ordinal number adalah sebagai berikut:
1 st first (pertama)
2 nd second (kedua)
3 rd third (ketiga)
4 th fourth (keempat)
21 st twenty-frist (ke dua puluh satu)
22 nd twenty second (kedua puluh dua)
23 th twenty-third (kedua puluh tiga)
100th hundredth (keseratus)
101st one hundred first (keseratus satu)
105th one hundred fifth (keseratus lima)
1000th a thousandth (keseribu)
Untuk menyatakanbilangn bertingkat, nulai dari empat dan seterusnya di bentuk dengan menambah akhiran th.
Dalam bilangan bartingkat tidak digunakan kata “and” setelah ratusan, Karena bilangan ini tidak menyatakan jumlah
3. Fraction (bilangan Pecahan)
Fraction (Bilangan Pecahan) ada dua bentuk yaitu:
a. dengan menggunakan pecahan murni
contoh:
½ a half (setengah)
¼ a fourth (seperempat)
¾ athree fourth (tiga perempat
3 ½ three and a half (tiga setengah)
4 ¼ four and a fourth (empat seperempat)
Bilangan pecahan ini dibentuk dengan meletakkan Cardinal Number (Bilangan Biasa) sebagai pembilang dari Ordinal Number (Bilangan Bertingkat) sebagai penyaebut.
b. Bentuk bilangan pecahan yang kedua ini adalah pecahan decimal.
Contoh:
0,5 Zero point five (setengah)
0,4 one point four (nol koma empat)
10,15 ten point five (sepuluh koma lima belas)
Dan untuk menyatakan bilangan keseringan, sekali, dua kali, tiga kali, sepuluh kali, seratus kali dan sebagainya adalah sebagai berikut:
Once (sekali)
Twice (dua kali)
Thire times (tiga kali)
Four times (empat kali)
Five times (lima kali)
Ten times (sepuluh kali)
Hundred times (seratus kali)
Jadi, untuk menyatakan tingkat keseringan mulai dari tiga hingga seterus nya, di gunakan bikangan biasa (Cardinal Number) dengan di tambah kata “times” dibelakangnya.
Example:
We play volliball once a week
(kami bermain bola volli sekali seminggu).
Dan yang harus diperhatikan lagi adalah mengenai operasi bilangan seperti berikut ini
- 2+2 = 4 two plus two is four
Two added by two is four
Two and two
- 4-2 = 2 four minus two is two
Four deducted by is two
- 2x2 = 4 two times two is four
Two multiplied by two equal to four
- 4:2 = 2 four per two is two
Four divided by two is two
C. QUATITATIVE ADJECTIVE ( KATA SIFAT KUANTITATIF )

Quatitative Adjective adalah kata sifat yang menerangkan jumlah dari suatu benda.
Yang termasukdalam quantitative adjective adalah kata-kata berikut ini:
Mucs ( banyak ) a lotof ( banyak )
Many ( banyak ) lots of ( banyak )
A great many ( banyak ) a great deal ( banyak )
Plenty of ( banyak ) few ( banyak )
Several ( banyak ) some ( beberapa, sedikit )
Any ( banyak ) no ( tidak )
All ( banyak ) Enough ( cukup )
little ( sedikit, tidak bnyak. Hampir tidak ada ).
Catatan :
Kata “some” dan “Any” dapat juga di rangkaikan dengan kata one, thing, dan where, sehingga menjadi:
• Someone atau somebody (seseoarang)
Anyone atau any body (seseorang)
• Something (sesuatu)
Anything (sesuatu)
• Somewhere (suautu tempat)
Anywhere (suatu tempat)
Contoh:
• I know someone who kill her
(saya kenal seseorang yang membunuh nya)
• Do you see anyone her
(pakah kamu melihat seseorang disini)

D. DEMONSTRATIVE ADJECTIVE (KATA SIFAT PENUNJUK)
Demonstrative Adjective adalah kata sifat yang berfungsi untuk menunjukkan barang, binatang, atau orang yang dimaksud. Demonstrative Adjective dapat dibagi menjadi dua golonga yaitu:
1. Devenite demomstrative Adjective (kata sifat penunjuk)
Digunakan jika benda yang tunjuk atau yang dimaksud telah jelas
a. the (ini/itu) dapat di gunakan untuk tunggal atau jamak
contoh:
the cars are very expensive
(mobil-mobil ini sangat mahal)
b. this (ini), digunakan untuk kata tunggal jamak dan benda nya terlrtak di dekat pembicara
contoh:
this book are very expensive
(buku ini sangat mahal)
c. these (ini) digunakan untuk kata benda jamak, dan benda nya terletak didekat pembicara
contoh:
these girls are my frien
(gadis-gadis ini adalah teman ku)
d. that (itu), digunakan untuk kata benda tunggal dan bendanya terletak jauh dari pembicaranya.
Contoh:
That magazine are new
e. those (itu), digunakan untuk kata benda jamak dan bendanya jauh dari pembicara
contoh:
thos books are mine
(majalah itu baru)
f. the other (yang lain) digunakan untuk kata benda tunggalselain dari benda yang dimaksud.
Contoh:
I have two books, the one is black and the other book is white.
(saya mempunyai duabuah buku, satu berwarna hitam dan buku yang lain berwarna putih).
g. Such (seperti itu) digunakan untuk kata benda tunggal
Contoh:
I don’t like such girl
(sayatidak menyukai gadis seperti itu)
2. indivinite Demonstrative adjective (Kata sifat penunjuk tak tertentu)
indivinite Demonstrative Adjective daigunakan untuk menunjukkan suatu benda yang belum jelas yang mana, atau benda nya belum tertentu.
Indivinite demonstrative adjective terdiri atas:
a. A/An (sebuah), digunakan untuk kata benda tunggal
Contoh
I have an apple
(saya telah makan sebuah apel).
b. Another (yang lain), digunakan untuk kata benda tunggal
Contoh:
Have you read onether magazine?
(apakah kamu telah membaca buku yang lain ?)
c. Other (yang lain) untuk kata benda jamak
Contoh:
I have other read books
(kami sudah mambaca buku-buku yang lain nya)
d. Any other (yang lain) digunakan untuk kata bebda jamak.
Contoh :
I don’t buy any oter books.
(saya tidak membaca buku-buku yang lain)

E. INTRO GATIVE ADJECTIVE (KATA SIFAT PENANYA)
Introgative adjective adalah kata sifat yang digunakan sebagai kata Tanya
Yang termasuk termasuk introgative adjective adalah:
a. what (apa)
what magazine are you reading now
(majalah apa yang sedang and abaca srkarang)
b. whose (milik siapa)
whose motorcycleis parking outside
(sepeda motor siapa yang di parker diluar)
c. which (yang mana)
which book do you mean ?
(buku yang mana yang anda maksud)

F. POSSESIVE ADJECTIVE (KATA SIFAT MILIK)
Possessive adjective adalah kata sifat yang menerangkan kepunyaan atau kepemilikan terhadap suatu benda.
Yang termasuk posesive adjective adalah:
My (milikku) its (miliknya, benda mati atau binatang)
Our (milik kami/kita) your (milikmu)
His (milikdua laki-laki) Their (milik mereka )
Your (milik kalian)Her (milik dia perempuan)

G. DISTRIBUTIVE ADJECTIVE (KATA SIFAT IDSTRIBUTIF)
Distributive adjective adalah kata sifat yang menunjukkan salah satu dari beberapa benda yang ada.
• Either (salah satu dari dua benda).
Contoh :
Either you or her can drik this tea
(kamu atau dia dapat minum the ini)
• Neither (tak satu pun dari dua benda)
Contoh :
He should take neither side
(dia seharusnya tidak mengambil salah satu sisi)
• Each (tiap-tiap)
Contoh :
Each student has to study hard.
(tiap-tiap siswa harus belajar dengan giat)
• Every (setiap)
Contoh
I play foot ball every Sunday
(saya bermain sepak bola setiap minggu)
PEMBENTUKAN KATA SIFAT
Adjective dapat dibentuk dengan beberapa cara, antara lain:
1. dengan menambah akhiran able pada kata kerja yang berarti dapat
contoh:
readable (mudah dibaca)
2. dengan menambah akhiran ful pada noun
contoh:
cheerful (gembira, riang)
3. dengan menambah akhiran les pada noun
contoh:
careless (ceroboh)
4. dengan menambah akhiran ous, ious pada noun
contoh:
hideous (jelek)
5. dengan menambah akhiran y pada noun
contoh:
greedy (loba, tamak)
6. dengan menambah akhiran ly pada noun
contoh:
friendly (bersahabat)
7. dengan menambah akhiran al, tal, ial, tial pada noun
contoh:
orginal (asli)
8. dengan menambah akhiran ic, etic, atic pada noun
contoh :
poetic (seperti puisi)
9. dengan menambah akhiran ed, en pada noun
contoh :
closed (dekat, karib)
10. dengan menambah akhiran ing pada noun
contoh :
smiling (sedang tersenyum)
11. dengan menambah akhiran ish pada noun atau adjective sendiri, dimana kata bentukan baru memiliki arti mirip, seperti, bersifat seperti atau sekitar (berhubungan dengan angka).
Contoh:
Mannish (bersifat seperti lelaki)
12. dengan menambah akhiran like pada noun
ladylike (seperti wanita)

DAFTAR PUSTAKA
Imam Al-Hakam Wicaksono, Englis Grammar, Solo, Sendang Ilmu, 2007.

ACTIVE AND PASSIVE VOICE

ACTIVE AND PASSIVE VOICE
Kalimat aktif (active voice) adalah kalimat dimana subject-nya melakukan pekerjaan, sebaliknya, kalimat pasif (passive voice) adalah kalimat dimana subject-nya dikenai pekerjaan oleh object kalimat. Active voice lebih sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan passive voice. Namun demikian, sering kita temukan passive voice di surat-surat kabar, artikel-artikel di majalah-majalah dan tulisan-tulisan ilmiah. Passive voice digunakan karena object dari active voice merupakan informasi yang lebih penting dibandingkan dengan subject-nya.
Contoh :
• Active : We fertilize the soil every 6 months
• Passive: The soil is fertilized by us every 6 months
Dari contoh ini dapat kita lihat bahwa:
1. Object dari active voice (the soil) menjadi subject dari passive voice
2. Subject dari active voice (we) menjadi object dari passive voice. Perhatikan pula bahwa terjadi perubahan dari subject pronoun ‘we’ menjadi object pronoun ‘us’.
3. Verb1 (fertilize) pada active voice menjadi verb3 (fertilized) pada passive voice.
4. Ditambahkannya be ‘is’ di depan verb3. Be yang digunakan adalah tergantung pada subject passive voice dan tenses yang digunakan. (Perhatikan pola-pola passive voice di bawah).
5. Ditambahkannya kata ‘by’ di belakang verb3. Namun, jika object dari passive voice dianggap tidak penting atau tidak diketahui, maka object biasanya tidak dikemukakan dan begitu pula kata ‘by’.
6. Khusus untuk kalimat-kalimat progressive (present, past, past perfect, future, past future, dan past future perfect continuous, perlu menambahkan ‘being’ di depan verb3). Kalau tidak ditambahkan “being”, tensisnya akan berubah, bukan progressive/continuous lagi. Perhatikan contoh-contoh pada poin h – o di bawah.
Berdasarkan keenam poin di atas maka passive voice mengikuti pola sebagai berikut:
Subject + be + Verb3 + by + Object + modifier


Pola active dan passive voice pada tiap tensis
a. Jika active voice dalam simple present tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah is, am atau are.
Contoh:
• Active : He meets them everyday.
• Passive : They are met by him everyday.
• Active : She waters this plant every two days.
• Passive : This plant is watered by her every two days.
b. Jika active voice dalam simple past tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah was atau were
Contoh:
• Active : He met them yesterday
• Passive : They were met by him yesterday
• Active : She watered this plant this morning
• Passive : This plant was watered by her this morning
c. Jika active voice dalam present perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary has atau have, sehingga menjadi ‘has been’ atau ‘have been’
Contoh:
• Active : He has met them
• Passive : They have been met by him
• Active : She has watered this plant for 5 minutes.
• Passive : This plant has been watered by her for 5 minutes.

d. Jika active voice dalam past perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary had, sehingga menjadi had been
Contoh:
• Active : He had met them before I came.
• Passive : They had been met by him before I came.
• Active : She had watered this plant for 5 minutes when I got here
• Passive : This plant had been watered by her for 5 minutes when I got here
e. Jika active voice dalam simple future tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah be
Contoh:
• Active : He will meet them tomorrow.
• Passive : They will be met by him tomorrow.
• Active : She will water this plant this afternoon.
• Passive : This plant will be watered by her this afternoon.
• Active : The farmers are going to harvest the crops next week
• Passive : The crops are going to be harvested by the farmers next week.
f. Jika active voice dalam future perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary will have, sehingga menjadi ‘will have been’
Contoh:
• Active : He will have met them before I get there tomorrow.
• Passive : They will have been met by him before I get there tomorrow.
• Active : She will have watered this plant before I get here this afternoon.
• Passive : This plant will have been watered by her before I get here this afternoon.
g. Jika active voice dalam past future perfect tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah been yang diletakkan setelah auxiliary would have, sehingga menjadi ‘would have been’.
Contoh:
• Active : He would have met them.
• Passive : They would have been met by him.
• Active : She would have watered this plant.
• Passive : This plant would have been watered by her.
h. Jika active voice dalam present continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (is, am atau are) + being.
Contoh:
• Active : He is meeting them now.
• Passive : They are being met by him now.
• Active : She is watering this plant now.
• Passive : This plant is being watered by her now.

i. Jika active voice dalam past continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (was atau were) + being.
Contoh:
• Active : He was meeting them.
• Passive : They were being met by him.
• Active : She was watering this plant.
• Passive : This plant was being watered by her.
j. Jika active voice dalam perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah (has/have) been + being.
Contoh:
• Active : He has been meeting them.
• Passive : They have been being met by him.
• Active : She has been watering this plant.
• Passive : This plant has been being watered by her.
k. Jika active voice dalam past perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah had been + being.
Contoh:
• Active : He had been meeting them.
• Passive : They had been being met by him.
• Active : She had been watering this plant.
• Passive : This plant had been being watered by her.
l. Jika active voice dalam future continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah will be + being.
Contoh:
• Active : He will be meeting them.
• Passive : They will be being met by him.
• Active : She will be watering this plant.
• Passive : This plant will be being watered by her.
m. Jika active voice dalam past future continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah would be + being.
Contoh:
• Active : He would be meeting them.
• Passive : They would be being met by him.
• Active : She would be watering this plant.
• Passive : This plant would be being watered by her.
n. Jika active voice dalam future perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah will have been + being.
Contoh:
• Active : He will have been meeting them.
• Passive : They will have been being met by him.
• Active : She will have been watering this plant.
• Passive : This plant will have been being watered by her.
o. Jika active voice dalam past future perfect continuous tense, maka ‘be’ passive voice-nya adalah would have been + being.
Contoh:
• Active : He would be meeting them.
• Passive : They would be being met by him.
• Active : She would be watering this plant.
• Passive : This plant would be being watered by her.
Contoh-contoh yang lain:
1. Koko’s nose is bleeding. He was punched by his friend right on his nose. (Hidung Koko sedang berdarah. Dia dipukul oleh temannya tepat di hidungnya).
2. The Indonesian football team was beaten by the Saudi Arabian team. (Team sepakbola Indonesia dikalahkan oleh team arab Saudi).
3. These plants were watered by my sister a few minutes ago. (Tanaman-tanaman ini disirami oleh adikku beberapa menit yang lalu).
4. There is no meal left. All has been devoured by Yeyes. (Tidak ada makan yang tersisa. Semuanya telah dilahap habis oleh Yeyes).
5. English is studied by all high school students. (Bahasa Inggris dipelajari oleh semua murid sekolah menengah lanjutan (SMP dan SMA).